Rabu, 05 September 2012

Renungan Untuk Seorang Anak Kepada Ayah

Bagi seseorang yang sudah dewasa dan kehidupannya jauh dari orang tua,akan merasa kangen dengan Ibu nya...tapi bagaimana dengan Ayah,apakah kita juga merasakan hal yang sama untuk seorang ayah?

Mungkin seorang Ibu lebih sering memperhatikan keadaan kita dan menghubungi kita,tentunya sebagai seseorang yang telah melahirkan kita.Tapi taukah kita tentang kebenaran seorang Ayah yang selalu mengingatkan Ibu untuk menghubungi kita lewat telpon.Sewaktu kita kecil,Ibu yang sering mendongengkan kita cerita penghantar tidur.Dan taukah kita bahwa sepulangnya Ayah bekerja dengan wajah lelah beliau selalu menanyakan kepada Ibu tentang apa yang kita lakukan dan kerjakan.

Saat kita sakit batuk atau flu ayah kadang membentak ''sudah dibilang jangan minum es!'',kata-kata tersebut merupakan bentuk kekhawatiran seorang Ayah kepada anaknya,apa kita dapat merasakan?
Dan ketika dewasa kita selalu izin keluar bermain lalu ayah berkata '' Tidak boleh!'',sadarkah kita bahwa itu adalah bentuk penjagaan Ayah pada kita.Semua yang Ayah lakukan untuk kita semata karna kita sebagai seorang anak adalah sesuatu yang paling berharga sobat.

Saat kita bisa lebih dipercayaa,Ayah pun melonggarkan peraturannya.Kita akan selalu melanggar jam malamnya kan?
Maka yang dilakukan ayah adalah menunggu kita diruang tamu dengan rasa khawatir untuk membukakan pintu untuk kita.

Ketika kita harus meninggalkan rumah untuk meneruskan study dibangku perkuliahan dan di kota lain,taukah kita bahwa badan ayah terasa kaku untuk memeluk kita sewaktu melepaskan kehidupan kita sendirian diluar pengawasan orang tua?
Ayah merasa sangat ingin menangis,namun dia menahan semata agar dia bisa terlihat ikhlas dan tegar melepas anak yang sangat berharga untuknya ini.Dan saat kita memerlukan semua keperluan kita untuk sekolah Ayah hanya mengeritkan dahi dan tanpa menolak beliau memenuhinya bukan.

Sebenar-benarnya seorang Ayah adalah orang yang lebih menyayangi kita,namun seorang Ayah sulit mengungkapkannya dalam perkataan,lain halnya dengan ibu.Sampai ketika teman pasanganmu datang untuk meminta izin mengambilmu dari Ayah,maka dia akan sangat berhati-hati dalam memberikan izin.

Dan sampai pada akhirnya,saat Ayah melihatmu duduk dipelaminan bersama seorang yang dianggapnya pantas,Ayah pun tersenyum bahagia dengan menahan air mata kebahagiaannya.Itu di depan kita.Namun taukah kita,diwaktu yang bersamaan Ayah pergi kebelakang dan menangis.Sembari keluar kata-kata doa dari hatinya yang paling dalam '' Semoga putra/putriku yang manis berbahagia bersama pasangannya''.Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatangan kita dengan keluarga kita yang hanya sekali dalam setahun atau beberapa kali,tidak seperti sewaktu kita masih kecil yang tumbuh bersama Ayah dan Ibu kita.Dengan rambut yang memutih,kulit yang mulai keriput dan dengan langkah gontay yang tak lagi kuat untuk menjaga kita.

Saya kira cukup renungan tentang seorang Ayah kali ini sob,cerita ini saya dedikasikan untuk semua anak di Penjuru dunia dan pelosok Nusantara...dan terkhusus saya dedikasikan kepada sahabat wanita saya IMCHA yang hidup dengan seorang Ayah yang sangat mencintainya.

(Oleh : Joko Arianto,Lampung;2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar